Profil BMT Abdurrahman Bin 'Auf

Abdurahman Bin ‘Auf adalah sosok legenda sahabat Nabi Muhammad SAW yang ikut hijrah ke Madinah bersama sahabat-sahabat nabi yang lain. Sebelum hijrah ke Madinah ia sudah terkenal sebagai saudagar ternama di Mekkah, tidak hanya itu ia juga terkanal saudagar yang dermawan dan sering membelanjakan hartanya untuk kepentingan Islam, misalnya membantu persiapan perang dan sebagainya.

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa ia hijrah ke Madinah dengan tidak membawa sepeser pun dari kekayaannya di Mekkah. Namun, sesampainya di Madinah ia dipersaudarakan oleh nabi Muhammad Saw dengan salah seorang saudagar dari kaum Anshar (Sa’ad bin Rabi al-Andawiyah) dan dikenalkan dengan penduduk muslim Madinah.

Saad bin Rabi al-Anshari sangat senang karena dipersaudarakan dengan Abdurrahman bin ‘Auf, sebagai wujud syukurnya karena dipersaudarakan dengan Abdurrahman bin ‘Auf, ia ingin menghibahkan separuh kekayaannya kepada beliau (Abdurrahman bin ‘Auf), “Wahai saudaraku Abdurrahman bin ‘Auf, demi Allah dan Rasulnya, apapun yang aku miliki saat ini akan ku hadiahkan untukmu setengah, biar aku memiliki setengahnya saja, silahkan engkau pilih yang mana hartaku yang engkau mau? tetapi ia menolaknya.

Sebagai orang yang cerdas, mengerti dunia bisnis dengan segudang pengalaman, ia meminta untuk ditunjukkan jalan menuju pasar. Dengan bermodalkan pengalaman selama di Mekkah dan network yang didapatkan dari nabi Muhammad (dengan dipersaudarakan dengan salah seorang saudagar) ia memulai bisnis from zero yang akhirnya jadi hero.

Di Pasar, Abdurrahman bin ‘Auf sempat melakukan wawancara dengan para pedagang. Mendapatkan informasi bahwa lapak-lapak yang ditempati oleh para pedagang di pasar disewakan dengan harga yang cukup tinggi, sebenarnya sangat memberatkan para pedagang tetapi mereka tidak punya pilihan lain.

Ia melihat tanah/lahan kosong dekat pasar, lalu ditanyakannya kepada Sa’ad, siapa pemilik tanah tersebut? Sa’ad pun menjawab bahwa tanah itu miliknya. Maka Abdurrahman mengajak Sa’ad membangun tanah kosong tersebut menjadi kapling-kapling yang diproyeksikan dapat bersaing dengan pasar lama milik Yahudi tersebut.

Kecakapannya membaca peluang, setelah mendapatkan informasi dari para pedagang tentang tingginya sewa tempat di pasar. Maka dengan menerapkan konsep bisnis Islam yang tidak memberatkan salah satu pihak, yaitu dengan konsep bagi hasil. Maka kapling-kapling yang dibangun oleh beliau tidak disewakan kepada para pedagang apa lagi dengan harga yang tinggi. Beliau menawarkan sistem bagi hasil kepada para pedagang, jika mereka mendapatkan keuntungan, maka barulah mereka membayarnya.’

Modalnya Adalah Kepercayaan

dan mampu mengelola dana dari sahabat lainnya. 

Modal dari sahabat Abdurrahman bin ‘Auf adalah kepercayaan dan mampu mengelola dana dari sahabat lainnya. Modalnya adalah pengetahuan tentang supply and demand di pasar.

Abdurrahman bin 'Auf

Terpercaya, Berilmu, Jujur

Dalam shiroh sahabat di terangkan, Sahabat Abdurrahman bin ‘Auf sampai takut dengan harta yang banyak sehingga beliau berdoa untuk miskin.

Subhanallah...

Subhanallah atas kehendak Allah SWT beliau tidak miskin tetapi malah kayaraya sampai akhir hayat.

Baitul Maal Wa Tamwil
Abdurrahman bin 'Auf
- BMT ABAF-

Atas hikmah di atas maka nama sahabat yang memulai bisnisnya di pasar kita pakai untuk branding.  BMT ABAF adalah sebuah singkatan dari nama beliau Abdurrahman bin ‘Auf dengan harapan BMT ABAF mempunyai karakter sama seperti beliau yang dikenal banyak kalangan sebagai tokoh sahabat yang jujur, terpercaya dan berilmu.